Related Posts with Thumbnails

Sabtu, 02 Oktober 2010

MEDITASI PRANAYAMA DHYANA

Di negara-negara barat [eropa dan amerika], yoga dan meditasi setiap tahun tingkat pertumbuhannya pesat sekali. Selain karena pencarian akan makna hidup dan kedamaian bathin, juga karena orang barat mulai sadar akan manfaat yoga dan meditasi yang begitu baik bagi mental dan spiritual. Hal ini mungkin patut dijadikan bahan renungan bagi kita semua, orang barat belajar yoga dan meditasi, tapi sebagian dari kita malah meninggalkan kekayaan spiritual kita ini. Sehingga ada baiknya, bila ada sebagian dari kita yang belum pernah belajar meditasi, bisa belajar meditasi melalui Rumah Dharma.

Meditasi ini adalah Pranayama Dhyana, salah satu tehnik meditasi tertua di India [sudah ada setidaknya sejak jaman Veda]. Meditasi ini demikian sederhana, sehingga bisa dipelajari sendiri di rumah.

SEBELUM MEDITASI

Sebelum meditasi [di rumah], ucapkan Gayatri Maha Mantram [sembahyang atau japa mantram]. Seandainya anda ada di pura untuk Dewa Shiva atau di depan palinggih Dewa Shiva atau di depan Linggam, ucapkan Maha Mrityunjaya Mantram. Tujuannya untuk membuka saluran dengan alam-alam luhur.

SARANA

1. Alas duduk.
Pakailah alas duduk atau bantalan yang cukup tebal [sekitar 5 cm], tujuannya untuk menghindari pengaruh gravitasi bumi pada tubuh fisik. Seandainya tidak ada tidak apa-apa, tapi kalau ada seperti itu lebih baik.

2. Pakaian.
Gunakan pakaian yang longgar [tidak ketat atau mengikat], tipis dan terbuka, agar tidak terlalu mengganggu kelancaran sirkulasi nadi dan energi tubuh. Semakin bebas semakin baik. Akan tetapi kalau tinggal di daerah dingin [misalnya di pegunungan] dimana ini tidak memungkinkan [juga tidak baik karena suhu dingin], selimutilah tubuh dengan kain tebal, yang penting pakaian tetap tidak ketat atau sifatnya mengikat bagian tubuh kita. Seandainya tidak bisa tidak apa-apa, tapi kalau bisa seperti itu lebih baik.

LOKASI

Meditasi sebenarnya bisa dilakukan dimana saja. Tapi paling baik kalau kita melakukannya [di rumah] di tempat yang memiliki vibrasi energi, seperti : sanggah atau merajan di rumah, di kamar suci atau setidaknya di depan pelangkiran di kamar. Karena vibrasi tempat-tempat itu bisa membantu kita dalam meditasi. Seandainya tidak bisa tidak apa-apa, cukup cari tempat yang nyaman saja, tapi kalau bisa seperti itu lebih baik.

WAKTU

Meditasi sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Tapi baik kalau kita melakukannya antara jam 03.00 - 06.00 dini hari. Pertama karena saat itu udara bersih dan segar, kedua karena energi alam yang halus cenderung bebas dari gangguan vibrasi lain. Dengan catatan khusus faktor waktu ini bukanlah sebuah pakem, yang paling baik kita sendirilah yang menentukan kapan akan meditasi sesuai kondisi diri kita masing-masing.

ASANA [SIKAP BADAN]

1. Badan.
Badan mengambil sikap tubuh [asana] dengan duduk berbentuk bunga padma [padma asana / padmasana].
Atau boleh juga mengambil sikap tubuh [asana] dengan duduk berbentuk setengah bunga padma [ardha padmasana].

foto : ardha padmasana

Silahkan pilih yang paling kita merasa nyaman.

2. Punggung.
Keadaan tulang punggung harus tegak lurus. Tujuannya untuk menghindari bangkitnya api kundalini [kundalini shakti] tanpa disadari. Bila kita belum biasa dengan posisi punggung tegak lurus ini, kita bisa mula-mula melatihnya dengan bersandar pada dinding.

LIDAH

Tekuk ujung lidah keatas agar menyentuh langit-langit mulut. Ini terkait dengan sirkulasi energi dalam tubuh kita.

MUDRA

Letakkan kedua tangan diatas lutut [kaki] dan gunakan Jnana Mudra. Ujung ibu jari bertemu dengan ujung telunjuk, tujuannya adalah keheningan bathin [membentuk angka nol]. Tiga jari lainnya menghadap keluar [melepas], tujuannya melepaskan [melampaui] Tri Guna : Sattvam, Rajas, Tamas, melalui ketiga jari. Mudra ini terkait dengan aliran energi dari cakra-cakra dalam tubuh kita.PRANAYAMA SEBAGAI OBYEK MEDITASI

Setelah melakukan semua hal yang diuraikan diatas, pejamkan mata anda. Kemudian laksanakan ketiga hal ini secara bersamaan :

1. Tarik nafas perlahan dari hidung dalam-dalam, simpan sebentar, lalu lepaskan pelan-pelan. Lakukan dengan berirama teratur.

2. Pada saat yang bersamaan >>> pada saat menarik nafas, hitung tarikan nafas ini [dalam hati] sebagai : "satu", pada saat melepas nafas, hitung pelepasan nafas ini [dalam hati] sebagai : "dua". Tarikan nafas berikutnya hitung sebagai "tiga" dan kemudian pelepasan nafas hitung sebagai "empat". Terus demikian sampai hitungan "delapan". Setelah "delapan" kembali ulangi lagi dari awal [dari "satu"]. Demikian seterusnya. Catatan : jumlah hitungannya jangan lebih atau kurang dari delapan. Hitunglah dari satu s/d-delapan saja, jangan diubah-ubah.

3. Pada saat yang bersamaan >>> fokuskan seluruh konsentrasi pikiran kita untuk mengamati udara yang keluar masuk. Amati pergerakan udara dari dia mulai masuk ke hidung kita, mengalir ke dalam paru-paru kita, diam sejenak di dalam paru-paru kita, kemudian mengalir keluar dari paru-paru kita. Demikian seterusnya. 

Penting : Lakukan ketiga hal ini secara bersamaan, dengan berirama teratur.

DILANSIR :
Rumah Dharma – Hindu Indonesia
01 Oktober 2010


Jumat, 16 Juli 2010

SIAPA GANESHA ITU??



Ganesha - gajah-dewa naik tikus - telah menjadi salah satu mnemonik umum untuk hal-hal yang terkait dengan Hindu. Hal ini tidak hanya menunjukkan pentingnya Ganesha, tetapi juga menunjukkan bagaimana populer dan menyebar luas dewa ini dalam pikiran massa.
Siapa Ganesha itu?Putra Siwa dan Parvati, Ganesha memiliki wajah gajah dengan batang melengkung dan telinga besar, dan tubuh bagong besar manusia. Dia adalah Tuhan keberhasilan dan perusak kejahatan dan rintangan. Ia juga disembah sebagai dewa pendidikan, pengetahuan, kebijaksanaan dan kekayaan. Bahkan, Ganesha adalah salah satu dari lima dewa Hindu utama (Brahma, Wisnu, Siwa dan Durga menjadi lain empat) yang dimuliakan penyembahan berhala adalah sebagai puja panchayatana.
Signifikansi dari Formulir Ganesha kepala Ganesha melambangkan Atman atau jiwa, yang merupakan realitas tertinggi akhir eksistensi manusia, dan tubuh manusia itu menandakan Maya atau keberadaan manusia duniawi. Kepala gajah menunjukkan kebijaksanaan dan batangnya mewakili Om, simbol suara realitas kosmik. Di kanan atas tangannya Ganesha memegang dorongan, yang membantu dia mendorong umat manusia maju di jalan yang kekal dan menghilangkan hambatan dari jalan.Tali di tangan kiri Ganesha adalah menerapkan lembut untuk menangkap semua kesulitan.
The taring yang rusak Ganesa memegang seperti pena di tangan kanan bawah itu adalah simbol pengorbanan, yang melanggar untuk menulis Mahabharata. Rosario di tangan yang lain menunjukkan bahwa mengejar pengetahuan harus dilanjutkan. The laddoo (manis) beliau di dalam kopernya menunjukkan bahwa seseorang harus menemukan manisnya dari Atman.Telinganya seperti kipas menyampaikan bahwa ia adalah semua telinga untuk permohonan kami. Ular yang berjalan putaran pinggang merupakan energi dalam segala bentuk. Dan dia cukup rendah hati untuk naik terendah makhluk, mouse.
Bagaimana Ganesha Got Kepala Nya Kisah kelahiran dewa ini zoomorphic, seperti digambarkan dalam Siwa Purana, berjalan seperti ini: Setelah dewi Parvati, saat mandi, anak laki-laki diciptakan dari tanah tubuhnya dan menugaskan tugas menjaga pintu masuk ke kamar mandi Ketika Siwa, suaminya kembali, ia terkejut menemukan orang asing dia menolak akses, dan memukul dari kepala anak itu dengan marah. Parvati menangis dalam kesedihan mengucapkan dan menenangkannya, Siwa mengirim timnya (Gana) untuk mengambil kepala yang setiap tidur yang menghadap utara. Perusahaan ini menemukan gajah tidur dan dibawa kembali kepalanya dipenggal, yang kemudian melekat pada tubuh anak itu. Siwa kembali kehidupan dan membuatnya pemimpin (pati) dari pasukannya. Oleh karena itu namanya 'Ganapati'. Siwa juga diberikan anugerah bahwa orang-orang akan menyembahnya dan memanggil namanya sebelum melakukan usaha apapun.
Namun, ada cerita lain yang kurang populer asal-Nya, ditemukan di Brahmawaiwartapurana: Shiva Parvati meminta untuk mengamati vrata punyaka selama setahun untuk menenangkan Wisnu untuk memiliki seorang putra. Ketika anak lahir baginya, semua dewa dan dewi berkumpul untuk bersukacita atas kelahirannya. Tuhan Shani, putra Surya (Sun-Allah), juga hadir tetapi ia menolak untuk melihat bayi. Gelisah pada perilaku ini, Parvati bertanya alasannya, dan Shani menjawab bahwa ia melihat bayi akan membahayakan bayi yang baru lahir. Namun, pada desakan Parvati ketika Shani mata bayi, kepala anak diputuskan langsung.Semua para dewa mulai meratapi, lalu Wisnu bergegas ke tepi sungai dan dibawa kembali Pushpabhadra kepala seekor gajah muda, dan bergabung ke tubuh bayi, sehingga menghidupkan itu. 


Ganesha, yang Destroyer Pride Ganesha juga merupakan perusak kesombongan, keegoisan dan kebanggaan. Dia adalah personifikasi dari jagad material dalam segala berbagai manifestasi megah. "Semua Ganesha Hindu menyembah terlepas dari keyakinan sektarian mereka," kata DN Singh di Sebuah Kajian Hindu. "Dia adalah kedua awal agama dan tempat pertemuan untuk semua Hindu." 

Kamis, 01 Juli 2010

KAIN POLENG APA TU?



Makna Kain Poleng
Kain poleng sudah menjadi bagian dari kehidupan religius umat Hindu di Bali. Kain itu digunakan untuk keperluan sakral dan profan. Di pura, kain poleng digunakan untuk tedung (payung), umbul-umbul, untuk menghias palinggih, patung, dan kul-kul. Tidak hanya benda sakral, pohon di pura pun banyak dililit kain poleng.
Demikian pula dalam kesenian Bali, baik itu seni drama, dramatari, maupun pedalangan. Dalam drama gong, yang sering memakai kain pleng adalah penakawannya. Sedangkan dalam wayang kulit, tokoh yang memakai hiasan poleng, selain penakawan Tualen dan Merdah, juga tokoh penting seperti Hanoman, Bima.
Apa sebenarnya makna kain poleng itu? Apa pula perannya dalam kehidupan umat Hindu? Bagaimana pula nilai-nilai filosofisnya? I Ketut Rupawan mencoba mencari jawabannya dengan melakukan penelitian ilmiah. Hasil penelitiannnya itu ternyata mendapat "pengakuan" dari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, sehingga peneliti yang sehari-harinya guru ini, berhak menyandang gelar Magister Agama Hindu (M.Ag). Tesis itu kemudian diedit sedemikian rupa menjadi sebuah buku dan kini beredar lebih luas dalam masyarakat.
Menurut penelitian Rupawan, bentuk saput poleng ternyata beranekaragam. Misalnya dari segi warna, ukurannya, hiasannya, hiasan tepinya, bahan kainnya, dan ukuran kotak-kotaknya. Berdasarkan warnanya, ada kain poleng yang disebut rwabhineda (hitam dan putih), sudhamala (putih, abu-abu, hitam), dan tridatu (putih, hitam, merah).
Sejak kapan kain poleng ini muncul dan digunakan umat Hindu dalam kehidupan religius? Rupawan sendiri tidak mendapatkan sumber tertulis. Namun berdasarkan hasil wawancaranya dengan berbagai informan, kain poleng sudah digunakan sejak dahulu (tidak disebutkan secara pasti). Diperkirakan, kain poleng yang pertama ada dan digunakan umat Hindu adalah kain poleng rwabhineda. Setelah itu barulah muncul kain poleng sudhamala dan tri datu. Berdasarkan perkiraan, perkembangan warna ini juga mencerminkan tingkat pemikiran manusia, yakni dari tingkat sederhana menuju perkembangan yang lebih sempurna.
Makna filosofis saput poleng rwabhineda, menurut Rupawan adalah mewujudkan rwabhienda itu sendiri. Menurut faham Hindu, rwabhineda itu adalah dua sifat yang bertolak belakang, yakni hitam-putih, baik-buruk, utara-selatan, panjang-pendek, tinggi-rendah, dan sebagainya.
Jika dikaitkan dengan Dewa Tri Murti, menurut Rupawan, warna merah melambangkan Dewa Brahma sebagai pencipta, warna hitam lambang Dewa Wisnu sebagai pemelihara dan warna putih melambangkan Dewa Siwa sebagai pelebur. Dewa Tri Murti ini terkait dengan kehidupan lahir, hidup dan mati.
Dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali, saput poleng seakan-akan sudah menjadi busana seragam bagi pecalang (petugas keamanan desa adat). Hal itu memang sudah diisyaratkan oleh Lontar Purwadigama, bahwa seorang pecalang setidak-tidaknya mengenakan udeng/destar khusus yang berbeda dengan udeng yang dikenakan patih sebagai pejabat kerajaan, mewastra akancut nyotot pratiwi, makampuh poleng (memakai saput poleng), dan sebagainya.Uraian lebih lengkap Anda dapat simak dalam Buku "Saput Poleng" yang diterbitkan Pustaka Bali Post. Buku itu bisa diperoleh di toko-tokok buku atau langsung ke Bali Post, Jl. Kepundung 67A Denpasar. (kmb)
smbr: Bali Post

Selasa, 22 Juni 2010

NGABEN CEREMONY



Ngaben is cremation is carried out in Bali, especially by the Hindus, where Hinduism is the religion of the majority on the island of thousand temple. In the Panca Yadnya, this ceremony is included in Yadnya Pitra, namely the ceremony devoted to the spirit lelulur. Ngaben ceremony at its core meaning is to restore the ancestral spirits (dead) to its original place. A man has Pedanda said Bayu, Word, IDEP, and after death Bayu, Word, IDEP was restored to Brahma, Vishnu, Shiva.
Ngaben ceremony is usually conducted by family relatives of the deceased, as a form of respect for a child to his parents. In all these ceremonies typically spend 15 million to 20 million rupiah.This ceremony is usually done with colorful, no sobs, because in Bali there is a belief that we should not mourn those who have died because it could hamper the spirits of the journey toward his place.
Day of execution is determined by finding Ngaben good day which is usually determined by Pedanda. A few days before the ceremony conducted Ngaben families assisted by the community will create a "Bade and Ox" a very stately wooden, colored paper and other materials. "Bade and Ox" This is where the body which will be held Ngaben.

Rabu, 02 Juni 2010

Penyucian Diri ( Melukat )








Alam semesta ini adalah rangkaian samudera energi yang maha luas. Tubuh dan pikiran kita-pun juga serangkaian energi. Para penekun jalan Tantra dan Laya Yoga [kundalini] yang menggunakan olah energi sebagai jalan spiritual mereka, umumnya sangat memahami hal ini.

Melukat [Jawa : ruwatan air] adalah salah satu ciri khas spiritualisme Hindu Bali dan Jawa. Tempat lain di dunia dimana juga memiliki ciri khas seperti ini adalah India [Hindu] dan Tibet [Buddha]. Melukat telah ada setidaknya sejak jaman Veda, sebab dalam Veda tentang melukat ada dibahas dalam belasan sloka.

Melukat merupakan upaya pembersihan badan energi dan pikiran energi manusia melalui media air. Air adalah media penghantar energi suci alam semesta yang sangat baik. Air berfungsi ganda yaitu sebagai media dan sekaligus sumber energi alam. Dengan melukat, energi kesadaran dalam pikiran kita secara otomatis bisa lebih ditingkatkan, melalui vibrasi energi alam semesta yang mengandung energi kesucian. Demikian juga halnya dengan badan energi kita yang dinetralisir dari energi-energi negatif.

Ada empat faktor yang menentukan di dalam proses melukat, yaitu :

1. Kebersihan keseharian kita sendiri.

Analogi yang mungkin mendekati untuk bisa menjelaskan adalah : pikiran dan badan kita ini ibarat gelas yang akan menampung energi alam dan energi alam ibarat air yang akan mengisi gelas tersebut. Semakin bersih pikiran kita dari sad ripu, semakin besar ”gelas-nya”, sehingga semakin banyak energi alam yang bisa ”ditampung” dan hasilnya tentu semakin baik.

Tapi jangan khawatir bagi orang yang merasa kesehariannya kurang ”bersih”. Melukat sangat membantu menetralisir energi-energi negatif di dalam diri kita. Tapi dengan catatan hal ini harus dilakukan dengan rutin. Melukat merupakan sebuah hal yang sangat membantu jika kita ingin meningkatkan pertumbuhan [evolusi] jiwa kita.

2. Lokasi.

Lokasi melukat dengan air-nya sebagai media melukat sangatlah penting untuk kita perhatikan, baik secara niskala maupun sekala.

Secara niskala : sumber mata air / campuhan / laut tempat melukat, harus memiliki vibrasi energi alam yang kuat. Akan tetapi tentunya hal ini tidak bisa dilihat oleh orang biasa secara kasat mata, hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang mata bathinnya sudah terbuka.

Secara sekala : sumber mata air / campuhan / laut tempat melukat, harus memiliki air yang bersih.

3. Waktu.

Sebenarnya waktu untuk melukat baik dan bisa dilakukan kapan saja. Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu vibrasi alam lebih kuat dibandingkan hari-hari lainnya.

Kalender Bali dan Kalender Jawa [dengan dewasa ayu / hari baik-nya] sebenarnya adalah buku petunjuk yang diwariskan oleh tetua kita untuk kita semua, untuk bisa membantu kita mengenali hari-hari mana saja yang memiliki vibrasi alam yang kuat untuk kegiatan tertentu.

Salah satu pemilihan waktu [dimana vibrasi alam kuat] untuk melukat yang disarankan [oleh Rumah Dharma] adalah pada saat Purnama, Purwani [satu hari sebelum dan sesudah purnama], Ngembak Geni [sehari setelah Nyepi], Banyu Pinaruh [sehari setelah hari raya Saraswati] dan Tilem [bulan mati].4. Tehnik.


Di bagian penjelasan tentang tehnik ini ada dua hal yang sebaiknya menjadi perhatian kita.

- Pertama : persembahyangan, baik sebelum melukat, saat melukat maupun setelah melukat.

Dimanapun kita melukat, sangat penting untuk sembahyang sebelum melukat. Cukup dengan bekal satu canang dan dupa, kita memohon kepada dewa atau dewi yang berstana disana [di beji atau mata air / titik lokasi campuhan / laut], agar melalui penglukatan tersebut kita dibersihkan dari segala kekotoran badan dan pikiran. Misalnya untuk di laut, kita mohonkan kepada Hyang Baruna [Dewa Varuna].

Saat kita melukat, ucapkan mantram : Om sarira parisudhamàm swàha [semoga badan fisik dan badan pikiran hamba menjadi suci]. Kalau melukat di mata air, ucapkan mantram tersebut di setiap pancuran [masing-masing] sebelum kita membasahi diri dengan air pancuran. Kalau melukat di campuhan atau laut, ucapkan mantram tersebut sebelum kita membenamkan diri di dalam air atau membasahi diri.

Setelah melukat dan berpakaian kering, kita kembali sembahyang. Kalau kita melukat di suatu pura, kalau tadi sebelum melukat kita sembahyang di beji / mata air, setelah melukat kita hendaknya sembahyang di utama mandala pura tersebut. Kalau kita melukat di laut, cukup di pinggir pantai saja.

- Kedua : yang terbaik adalah aliran / gerakan air harus mengenai seluruh tubuh kita secara langsung tanpa penghalang apa-apa. Tentunya kita juga harus memperhatikan desa, kala, patra [lokasi, waktu dan kesiapan kita sendiri]. Akan tetapi kalau memungkinkan untuk dilakukan, inilah tehnik / cara yang terbaik.






Bersumber dari
Rumah Dharma – Hindu Indonesia
9 Mei 2010

Senin, 24 Mei 2010

SIAPA PENDIRI PURA BESAKIH?


Pura Agung Besakih dirintis pertama kali oleh Maharsi Markandeya yang konon datang dari Jawa Timur ( Gunung Raung dengan menanam panca dhatu, yang kini tempat tersebut berdiri Pura Besakih. Selanjutnya dibangun lebih luas dan lengkap pada masa dinasti Warmadewa dengan berasramannya para Brahmana seperti Mpu Semeru, yang kini diistanakan di Pura Catur Lawa Ratu Pasek. Demikian pula ketika Mpu Rajakrta menjabat sebagai Senapati Kuturan, beliau mengembangkan dan memperluas Pura Besakih, beliau distanakan di PuraPeninjoan ( kompleks Barat Laut Pura Besakih ) dan juga distanakan dikompleks Pura Penataran Agung Besakih. Mpu Bharadah sempat datang ke Pura Besakih, diabadikan di Pura Merajan Selonding dan Pura Penataran Agung, disamping Mpu Siwaguna, Mpu Gandring, Mpu Galuh dan Mpu Dwala ( yang menurukan warga Pande ) yang beristanadi Pura Catur Lawa Penataran Ratu Pande dan Pura Jenggala. Selanjutnya Mpu Sangkulputih ( keturunan dari Mpu Agnijaya ( yang menurunkan warga Pasek ) dengan istrinya Dyah Sangkulputih ( adik Mpu Gandring ) dan Ida Bang Manik Angkeran ( diistanakan pura Madeg ) yang menurunkan warga penatih ), semuanya itu sangat berjasa dan diamanatkan kepada seluruh prati sentananya untuk tidak berhenti-hentinya melaksanakan kebaktian ke Pura Agung Besakih dan bertanggung jawab terhadap eksistensi Pura Besakih beserta seluruh upacaranya.


Sumber dari Balipost tahun 1999

Rabu, 14 April 2010

PRIMBON BALI 2010

BILA ANDA INGIN DIRAMAL WETON ATAU KELAHIRAN ANDA SAYA AKAN COBA MOGA SAYA BISA CARI KAN WENTON SAUDARA  YANG TERPENTING TGL. BULAN SERTA TAHUN KELAHIRAN ANDA
ATAU ANDA INGIN MENGETAHUI TGL BULAN KELAHIRAN ANDA. SAYA AKAN BANTU MENCARIKAN YANG TERPENTING TAHUN KELAHIRAN ANDA MASIH INGAT TAHUN SERTA  WETON SAUDARA. SAYA AKAN  BANTU.
contoh:
BILA LAHIR  TAHUN 1979  WETON MINGGU KELIWON WUKU PUJUT. TAPI TGL  BULAN TIDAK TAHU SAYA BERI TAHU JAWABANNYA.
JADI  INI JAWAWABANNYA :
TGL. 16 DESEMBER 1979.
contoh kedua :
BILA LAHIR TGL. 12 NOPEMBER 1980
INGIN TAHU WETONNYA .
JAWABANNYA :
RABU PAHING WUKU LANDEP.
cara isi di komentar  pertanyaan anda .yang berkaitan dengan primbon bali.